Aksara J Pawaka

Salam sasta Saat ini saya ingin berkisah asmara kembang dan kumbang, romansa lebah dan mawar merah dalam puisi patidusa. Selamat membaca... Mawar Merahku Mawar Wangimu menebar Kelopakmu merah segar Menjadi pujaan kumbang liar Merah Indah mempesona Menggoda para lebah Lebah mulai jatuh cinta Lebah Berirama aduhai Menari dengan lihai Merayu mawar, berpuisi asmara Romansa Kumbang kembang Kumbang mengecup kelopaknya Dan kembang senantiasa mengizinkannya Jimds Pawaka Minahasa, 26 Juni 2020  Entah bagaimana kelanjutan kisah cinta kumbang dan kembang, kita do'akan semoga langgeng... amiiin😁 Salam sastra

Salam sastra  Ini adalah khayalanku tentang air dan angin yang menyatu damai, memadu kasih menciptakan gelombang asmara suci. Kisah dalam puisi. Romansa Samudra Jika aku adalah sang pawana Maka kau adalah sang tirta Aku akan membelaimu mesra Untuk menciptakan gelombang kisah asmara Gelombang kisah asmara Mengarungi luasnya samudra suka duka Menyanyikan irama tangis tawa Bahagia derita silih berganti, itu pasti Gelombang kisah asmara Menghantam karang halang rintang Bertubi-tubi dengan irama lantang Menciptakan goresan cerita pernah ada Gelombang kisah asmara Wujud dari kasihku dan sayangnya Perumpamaan kasihnya dan sayangku Tak gentar hantam karang, terlihat indah saat senja Kisah kasih Gelombang suci Samudra damai Irama aduhai Jimds Pawaka Minahasa, 12 Juni 2020    Begitulah kisah dalam puisi, puisi iseng bersajak usang. Usang yang iseng, entah apa ini, nikmati saja Salam sastra

Salam sastra  Berimajinasi pada suatu kisah yang belum pernah terjadi itu sangat menantang bagi penulis, sebagai penulis amatir, saya tertantang untuk itu. Dan apa jadinya bila saya berimajinasi dalam khayalan tingkat tinggi, iya... seperti puisi dibawah ini, selamat menikmati. Tanpa Judul Weseses, angin menggandeng awan hitam Dorrrr..!!!, mendung bernyanyi irama merdu Wow, kasih sayangnya menggenggam hatiku Tralala, sang kalbu bersenandung syahdu Tik tik tik, pesta fora tetes air Hmmm, pujangga menggigil kedinginan Mewah wah wah, aroma kopi menghangatkan jiwa Menemani lihainya pena mengukir aksara untuknya Hujan agak reda, mentari menyapa Menyinari serpihan tirta, datang pelangi tujuh warna Puisi terselesaikan, bertanda tangan senyuman Untuk puan, puan pujaan The rain reda sudah Sang surya memainkan peranannya Menghangatkan suara indah pujangga Membacakan puisi untuk juwita tercinta Jimds Pawaka Minahasa, 17 Juni 2020    Jadi itulah hasil ilusi dibulan juni, ...

Salam sastra  Sastra itu berasa, dari rasa tercipta sastra. Entah rasa apa, tergantung penulisnya. Ini buktinya, puisi Jimds Pawaka. Silahkan menikmati Aku   Akui Aku adalah manusia lemah Diam dan tak bisa berkutik di hadapanmu Aku manusia bodoh Yang tak pintar dalam mengungkapkan rasa Mataku, terpaku melihatmu Netraku, tak berkedip memandangmu Ainku, mengagumi senyummu Penglihatanku, menatap dan membisu Bibirku, menari mengalunkan lagu Lisanku, berpuisi tentangmu Mulutku, menyebut namamu Si puan manis berjiwa eksotis Jemariku berdansa dengan pena Gurat aksara mulai  tercipta Puisi indah, puisi romansa Untuk siapa..?, dirimu juwita Puisi masih tersimpan Kumpulan abjad belum tersampaikan Aksara indah menjadi rahasia Entah kapan kan terungkap semua Entahlah.... Entah... Entahlah... Entah... Jimds Pawaka Minahasa, 18 Juni 2020 Puisi ini berkisah tentang rasa yang dirasa, tentang rasa yang terpendam, tentang rasa yang enggan terbang ke tujuan, iya... hanya harapan...